Jumat, 19 Juni 2009

dongeng

Dongeng Sebelum Tidur


malam kian beranjak tua
tirai peraduan telah tersibak
sutra berwarna jingga muda
dan tikam halus putih berenda

sang perempuan tergolek manja
senyum dengan menggigit jarinya
mengundang untuk ikut bwrbagi
rasadan hasrat yangtak henti

kan kutera sebuah kisah
di tembok tempat kita berkasih
diam mendesah di selimut berpeluh
di ranjang penuh selaksa makna

ingin kuresapi air manis anggur cinta
ingin kubelai pelukan taman surgawi
dari taman firdaus yang telah sirna
mengalir sungai cinta deras malam ini

kan kututurkan sebuah kisah
membawamu ke alam mimipi
pergi ke masa tanpa kala
menikmati indah bisu dan resah

Bab Satu

putri syahrazade berkata,
pada zaman dahulu kala
hiduplah seorang putri yang sangat rupawan
kecantikannya serupa seorang dewi.
rambutnya panjang dan hitam kemilau bak malam berbintang.
kulitinya berwrana putih kemerahan seperti mutiara.
alis matanya bak semut beriring
matanya bercahaya seperti lilin dalam kgelapan.
bola matanya hitam dan jernih bak air.
kita bisa berkaca ke dalamnya
dan mendapatkan diri kita masuk ke dalam pusaran gaibnya.
hidungnya mancung bak pahatan terindah
dan bibirnya merah seranum buah beri di musim panas.
yang tampaknya manis menyegarkan.
tubuhnya molek bak Ratu mesir
yang memakan mutioara direndam asam agar awet muda
dan tubuh tak berubah bentuk dari mudanya.
lalu terdengarlah kecantikan itu oleh seorang pangeran muda
yang ingin melihat sendiri kecantikan sang putri dan menilai
sejauh apa isi kepalanya yang katanya pintar dan bijaksana
lalu apa lanjutannya, putri?
besok saja, baginda ...... aku sudah mengantuk.


Bab Dua

ayahanda sang putri ingin menikahkan putrinya.
tapi sang putri tidak ingin bersanding dengan siapapun
karena ia tidak ingin terpenjara dalam istana
dan kebebasannya terkungkung dalam rumah kaca.
kalau begitu bagaimana jika kita adakan sayembara
agar yang terpilih kelak adalah pria rupawan
pintar lagi kuat dan gagah
yang pantas bersanding denagnmu, ananda?
baiklah, ayahanda.... ananda akan menjadi anak berbakti
dan menurutio semua perintah ayahanda, juga tradisi.
karena seorang wanita tak boleh hidup sendiri
harus menoruti kodrat menjadi ibu dan seorang istri.
lalu diadakanlah sayembara bagi para pemuda gagah
dari seluruh pelosok negeri.
datanglah, wahai pesohor,
para pangeran, dan raja - raja seantero bumi.
kapan lagi ada kesempatan ini?
putri cantik akan melihat adu kepandaian dan ketangkasan
dan ia sendiri yang akan menjadi pialanya.
kemudian baginda?
besok kita lanjutkan lagi, baginda. cerita masih panjang.....


Bab Tiga

putri cantik melihat dengan sedih.
semua pemuda gagh lagi tapan
melihatmnya dengan penuh hasrat.
tak ada seorang pun yang dikenalnya
dan mereka juga tidak pernah mengenalnya

bagai mana mereka bisa menilai isi dari kulit?
bagaiana mereka melihat kucing dalam karung?
apakah seluruh penampilan fisik ini
dapat menjadi dasar sebuah mahligai yang indah?
dan bila semua ini usai
aku akan masuk ke dalam sangkar
untuk selamanya tak akan bisa kembali.
mengapa kau ceritakn itu, putri?
mengapa tak seperti yang biasa dikisahkan orang lain?
sayembara itu hal biasa, begitu pula perjodohan.
kenapa kau menjadikannya sebuah tragedi?
karena ake berwawasan jauh ke depan.
akan ada masanya seorang wanita
bebas menjadi dirinya sendiri.
bukan lagi merupakan tulang rusuk hilang seorang pria.
lelak pernikahan akan merupakan pertjanjian dua manusia
untuk saling membahagiakan.
bukan pencarian sorang pria terhadap wanita
maupun sebaliknya.
sudahlah, putri, kita lanjutkan besok saja.
hari ini aku tak lagi berhasrat mendengar kisah ini
tapi aku ingin tahu akhir ceritanya.


to be continued.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar